Obsesinews.com, Tanah Bumbu – Dalam rangkaian Indonesian Fire & Rescue Challenge (IFRC) 20th 2023 yang digelar PT Borneo Indobara (BIB), antusiasme peserta terus meluap.

Di hari ketujuh pelaksanaannya, IFRC pada Kamis (07/09/2023) menyajikan tiga tantangan atau challenge, diantaranya Road Accident Rescue (RAR), High Angle Rescue (HAR), dan Underwater Rescue and Recovery Challenge (UWWRC).

Rizkifli, kapten tim rescue dari PT Borneo Indobara, mengungkapkan bahwa Road Accident Rescue menjadi salah satu tantangan paling bergengsi di IFRC.

Skenario kecelakaan kendaraan yang unik menjadi cobaan tersendiri, dimana aksi penyelamatan melibatkan kendaraan besar seperti dump truck dan excavator.

“Para peserta diuji untuk berpikir cepat dalam menghadapi kecelakaan dan melaksanakan strategi penyelamatan sesuai dengan SOP. Alhamdulillah, kita berhasil menyelesaikannya dengan baik dan berharap meraih hasil maksimal,” ujarnya dengan semangat.

Di sisi lain, Kapten Wahyudin dari tim rescue PT Kaltim Prima Coal (KPC) setelah menyelesaikan High Angle Rescue (HAR) mengungkapkan seberapa sulit tantangan ini.

Dengan ketinggian bangunan sekitar 21 meter, ditambah cuaca panas dan hembusan angin, penyelamatan dari ketinggian menjadi tugas yang tidak bisa dianggap enteng.

“Kami berhasil mengevakuasi para korban dalam waktu yang cukup, tanpa kekurangan waktu, dengan tetap mengutamakan keselamatan. Kami dari Kaltim Prima Coal optimis juara” katanya dengan percaya diri.

Sementara itu Alfonso, kapten dari tim rescue PT Freeport Indonesia menjelaskan pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan lokasi bencana.

Ini menjadi relevan dalam Underwater Rescue and Recovery Challenge (UWWRC), di mana peserta harus menggunakan pelampung untuk mencegah tenggelam. Meskipun biasanya beroperasi di air laut, pihaknya mengaku tidak kesulitan menghadapi air tawar yang digunakan di lokasi IFRC.

“Tim saya akan memberikan yang terbaik. Terlepas dari perlombaan ini, tujuan kami sebagai tim rescue adalah selalu siap merespons bencana atau bahaya,” kata Alfonso.

Tidak hanya peserta yang bersemangat, tetapi juga para murid sekolah yang hadir untuk menyaksikan simulasi penyelamatan oleh peserta IFRC.

Eko Wahyuningsih, seorang guru dari SMPN 1 Angsana, mengungkapkan bahwa 25 muridnya diundang oleh PT BIB untuk melihat aksi penyelamatan para peserta IFRC.

Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat, terlebih anak-anak sekolahnya akan mengikuti lomba Sekolah Sehat di mana mereka juga akan diajarkan untuk memberikan pertolongan pertama dalam kecelakaan.

“Anak-anak sangat antusias, terutama karena ini adalah pengalaman pertama mereka di area tambang. Kami berharap kegiatan ini terus berlanjut, dan pihak perusahaan terus memberikan kegiatan edukasi seperti ini,” ungkapnya. (**/Red)