Sejumplah Tokoh Pemuka Ormas Berkumpul Di kediaman Wakil Presiden Yusuf Kalla


Obsesinews.com,Jakarta — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengumpulkan sejumlah petinggi ormas, Jumat (26/10). 

Sejumlah tokoh Islam hadir secara bergantian sejak pukul 18.45 WIB, dengan kawalan ketat petugas Paspamres saat memasuki kediaman mantan Ketua Umum Golkar ini.

Tampak hadir Ketua MUI Ma’ruf Amin, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, Ketua PBNU Said Aqil Siroj, Imam Besar Masjid Istiqlal Nazarudin Umar, Ketua Syarikat Islam Hamdan Zoelva, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abas.

Selain itu Sekjen PB NU Helmy Faishal, Wakil Ketua MUI Zainud Tauhid, cendekiawan muslim Azzyumardi Azra, dan Dewan Penasihat Pimpinan Pusat Persatuan Islam Indonesia (Persis) Maman Abdurahman juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Lima perwakilan MUI hadir. Mereka adalah Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin, Sekjen MUI Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum MUI Yunahar Ilyas, Yusnar Yusuf, dan Zainut sendiri.

Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) yang juga Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif mengaku tidak mengetahui ada pertemuan antara JK dengan sejumlah pimpinan ormas Islam. Slamet justru bertanya balik perihal pertemuan tersebut.

“Enggak [hadir di rumah JK]. Ada acara ya?” Kata Slamet.

Slamet berharap pertemuan di rumah JK menghasilkan keputusan untuk mendesak GP Ansor mengucapkan permintaan maaf secara terbuka.

Menurut Slamet, hal itu memang perlu dilakukan agar suasana di masyarakat kembali tenang seperti sediakala.

“Banser lewat GP Anshor legowo saja mengakui kesalahan anggotanya dan minta maaf secara terbuka atas pembakaran bendera, topi, ikat kepala dan pin kalimat tauhid. Agar kondisi bisa bangsa kondusif,” ujar Slamet.

“Pembakar kalimat tauhid harus dihukum,” lanjutnya.

Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF) Yusuf Muhammad Martak mengaku juga tidak diundang untuk duduk bersama membicarakan polemik pembakaran bendera.

Yusuf menilai GP Ansor tidak hanya perlu meminta maaf, tetapi juga harus sadar bahwa persatuan dan kesatuan mesti dijaga. Kata dia, pertemuan di kediaman JK harus menggarisbawahi hal itu agar tidak ada lagi kejadian serupa.

“Bukan hanya di lisan harga mati harga hidup tapi kerukunan antarumat selalu dinodai lagi,” kata Yusuf seperti dikutip matranews.id.

“Yang kita harapkan kesadaran dan menjunjung tinggi persaudaraan dalam menjaga keutuhan NKRI,” ucap dia.

Wapres dalam kesempatan tersebut didampingi Kapolri Tito Karnavian, Mensesneg Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Pertemuan itu bertujuan untuk menyamakan sikap dan pemahaman para pimpinan ormas Islam dalam merespons insiden pembakaran bendera dalam peringatan Hari Santri Nasional di Garut, Jawa Barat, belum lama ini. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan.

5 Poin Pernyataan Para Pimpinan Ormas Islam di Rumah JK

Berikut kutipannya:

Bismillahirahmanirahim.

Mengamati secara seksama peristiwa pembakaran bendera di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dengan ini kami para pimpinan ormas Islam menyampaikan pernyataan sebagai berikut:

1) Para pimpinan ormas Islam mengingatkan bahwa Bangsa Indonesia dalam mengatasi berbagai masalah bangsa, selalu diselesaikan dengan musyawarah dan saling pengertian, serta tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan kearifan dan nilai luhur bangsa;

2) Para pimpinan ormas yang hadir menyesalkan terjadinya pembakaran bendera di Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut dan sepakat untuk menjaga suasana kedamaian, serta berupaya meredam situasi agar tidak terus berkembang ke arah yang tidak diinginkan;

3) Dalam upaya menyelesaikan dan mengakhiri masalah ini, oknum yang membakar dan membawa bendera telah menyampaikan permohonan maaf. Pimpinan GP Ansor serta Nahdlatul Ulama menyesalkan peristiwa tersebut, dan telah memberikan sanksi atas perbuatan yang melampaui prosedur yang telah ditetapkan dan berharap tidak terulang kembali;

4) Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bergandengan tangan, menolak segala bentuk upaya adu domba, dan pecah belah. Mengajak seluruh masyarakat untuk menahan diri agar tidak lagi memperbesar masalah. Khususnya kepada segenap umat Islam marilah kita bersama-sama mengedepankan dakwah Islam yang bil hikmah wal mauidzatil hasanah;

5) Apabila terdapat pelanggaran hukum dalam peristiwa ini, diserahkan kepada Polri untuk menyelesaikan berdasarkan hukum yang berlaku.

Demikian pernyataan pimpinan ormas Islam ini disampaikan disertai doa dan harapan semoga Allah SWT senantiasa menjaga dan melindungi segenap Bangsa Indonesia. (Red)