Tim Dosen UMP terima penghargaan

Obsesinews.com, Jakarta- Tim dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Kabupaten Banyumas menciptakan game online yang dikhususkan untuk edukasi mitigasi bencana. Game yang merupakan hasil kerjasama riset antara Fikes UMP dengan University Technology Petronas Malaysia memiliki tujuan agar seorang korban bencana bisa survive ketika terjadi bencana.

“Tujuan utama dalam permainan itu adalah bagaimana menyelamatkan diri sendiri dalam game utama. Yang kami tampilkan itu adalah gempa bumi dan banjir, di situ pada detik detik awal bencana terjadi, tidak sekadar lari, tetapi lari menyelamatkan diri sambil melakukan tindakan tindakan yang bisa meminimalisir korban. Misal sudah terjadi bencana kan tidak langsung dapat pertolongan, mungkin membutuhkan waktu sekian jam, sekian hari bahkan sampai mendapatkan pertolongan,” kata Susana Widyaningsih, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UMP yang juga salah satu anggota tim pembuat game edukasi bencana saat dihubungi media, Selasa (6/4/2021).

Dia mengatakan jika tujuan awal pembuatan game bernama ‘Diamone-Nusantara’ (Disaster Mitigation Education) ini adalah melalui program joint riset atau join penelitian antara UMP dengan Universitas Teknologi Petronas Malaysia. Di mana yang melatarbelakangi pembuatan game ini, adalah bahwa Indonesia merupakan laboratorium bencana. Sementara di Banyumas khususnya belum ada Game Online Edukasi Mitigasi yang berbasis virtual reality (VR).

Fakultas ilmu kesehatan terutama program keperawatan join di komputer programing untuk membuat media pembelajaran dalam game online yang proyek penelitiannya dimulai sejak 2019 hingga akhir 2020.

“Kami punya visi bagaimana menciptakan pembelajaran yang inovatif yang tidak hanya konvensional di kelas dengan PPT, dengan video tetapi dengan media yang lebih interaktif dan juga entertaining, keluarlah game edukasi yang digabungkan dengan konsep kesehatan. Timbul idenya bagaimana membuat game pembelajaran mitigasi bencana,” ujarnya.

Dia menjelaskan jika model permainannya yang paling utama adalah untuk survival diri sendiri. Di antaranya terdapat gempa bumi, banjir, tsunami dan adapula kombinasi gempa bumi disertai banjir serta permainan drone.

“Tujuan permainan drone itu beda dengan survival diri tadi, kalau drone si pemain itu mengendalikan drone untuk mendroping survival kit ke korban korban yang ada di suatu wilayah kota,” ucapnya.

Selain itu, dalam game yang dikembangkan oleh tim dosen dari UMP dan University Technology Petronas Malaysia ini juga mengambil sisi kearifan lokal wilayah Kabupaten Banyumas. Di antaranya seperti kondisi alam, pegunungan, bentuk rumah di desa desa serta lingkungan perkotaan Purwokerto yang dibuat semirip mungkin.

Meskipun menggunakan demografi wilayah Banyumas, secara umum, Susana menyebut jika permainan ini dapat dimainkan di mana saja, karena lebih pada permainan lingkungan atau kawasan rumah yang dapat diterapkan di segala tempat.

Selain itu, jenis bencananya pun lengkap, karena tiga potensi bencana itu dianggap paling banyak di Indonesia. Bahkan konsepnya sesuaikan dengan mitigasi kebencanaan dalam penyelamatan diri sendiri saat bencana tersebut.

“Untuk itu si pemain harus mengumpulkan atau melakukan tindakan tindakan seperti mendapatkan P3K, survival kit seperti senter, air, selimut. Lalu mematikan arus listrik supaya tidak terjadi kebakaran, ada kurang lebih 10 tindakan paling penting yang harus dilakukan ketika detik detik awal terjadinya bencana,” jelasnya.

“Dan ada tambahan lagi kalau si survival sudah terbiasa dan skillnya bagus, dia bisa menolong orang lain disitu. Disitu disediakan waktu sekitar 5 menit, dalam 5 menit harus melakukan tindakan penyelamatan diri dan jika bisa selesai semua itu, kita masih punya waktu untuk menolong korban lain yang ada disekitar lingkungan disitu,” ucapnya.

Dia mengungkapkan jika selain bisa menolong diri sendiri dan bisa menolong orang lain bisa lebih tinggi lagi nilainya. Dalam pembelajaran semakin tinggi poinnya bisa dikonversi kan ke nilai pembelajaran.

“Jadi kalau di mata kuliah disaster management atau management kebencanaan ada prakteknya, bisa gunakan game ini untuk konversi nilai. Karena kondisi pandemi mahasiswa tidak bisa datang ke lab, sehingga permainan ini bisa menggantikan untuk sementara skill lab, yang tidak bisa dilakukan pada kondisi pandemi, jadi nanti bisa dikonversikan untuk nilai praktikumnya. Tapi ini baru selesai ujicoba, nanti akan dikembangkan lagi, tapi ke depannya akan seperti itu dengan berbagai metode, baik kelas, laboratorium serta pendekatan teknologi,” ucapnya.

Harapannya dengan adanya game edukasi mitigasi bencana ini dapat meningkatkan awareness atau perhatian dari masyarakat umum mengenai bencana. Bahkan melalui game diharapkan dapat menanamkan perhatian terhadap bencana di alam bawah sadar mereka.

“Bahwa lingkungan kita itu rawan bencana, kalau kita tidak perhatian terhadap bencana kita akan sulit untuk menyelamatkan diri nantinya. Lalu selain game alat yang menyenangkan, tetapi di situ juga dimasukkan konten pembelajaran, jadi secara tidak langsung selain mereka bisa menikmati dan terpacu supaya mendapatkan skor lebih tinggi disitu akan terekam di alam bawah sadar, walupun tidak terjadi, tapi kalau terjadi berarti saya harus melakukan ini dan ini,” lanjut dia.

Dia menyebut jika dal game edukasi tersebut juga selain menampilkan sisi entertaining, ada pula sisi pengetahuan dan pengembangan game ini hingga ke virtual reality.

Saat disinggung, mengapa memilih game sebagai sarana edukasi mitigasi bencana. Dia mengatakan jika melihat kecenderungan saat ini bahwa online sangat diperlukan pada situasi kondisi pandemi. Selain itu, pembelajaran tidak harus melulu secara konvensional, namun siswa dapat mencapai target tertentu melalui game yang dimainkannya.

“Kenapa game, karena biar tidak membosankan pembelajarannya, karena dengan pelajaran konvensional melalui kelas, video maupun laboratorium seperti masih satu komunikasi one way, dari guru ke siswa. Tetapi dengan game si siswanya dapat mencapai targetnya sendiri, dari si pemain atau si pelajar itu sendiri yang menentukan target pembelajaran,” ucapnya.

“Apalagi anak anak sekarang orientasinya kebanyakan pada game, tapi belum tentu game tersebut mengandung pembelajaran. Tanggung jawab kami dari institusi pendidikan memasukkan pembelajaran sebenarnya ke situ, tidak sekedar entertainment tapi ada konsep pembelajaran,” jelasnya.

Game tersebut, lanjut dia telah melalui revisi dan uji coba dan ke depan akan dirilis untuk umum. Sehingga diharapakan masyarakat secara umum serta pelajar SD, SMP, SMA dan mahasiswa bisa memainkan game tersebut.

“Rencananya ke depannya bisa bermain secara grup, karena ini masih awal jadi masih individual, tapi sebenarnya dari awal kami sudah merencanakan untuk permainan grup secara online. Saat ini masih dalam masa proses HKI,” ujarnya.

Di Indonesia sendiri, pihaknya menyebut belum ada game sejenis yang dapat memberikan edukasi terkait mitigasi bencana. Maka dari itu, tim yang beranggotakan sekitar enam dosen diantaranya dari UMP diketuai oleh Rektor UMP Jebul Suroso, dengan anggota Susana Widyaningsih, Sri Suparti dan dari Universitas teknologi Petronas Malaysia diantaranya Savita K Sugathan, Maythem Kamal Abbas, Gary Foo Xiang.

“Jadi dari awal kami sudah melakukan uji literatur dan juga mengundang pihak terkait mitigasi bencana, dan kami menggali sudah sejauh mana mereka mengedukasi pelajar dan juga masyarakat umum. Ternyata masih dengan metode konvensional dengan kelas, dengan grup, dengan latihan, sejauh penelitian kami baru video terkait permainan yang 2D di YouTube yang dirilis oleh PMI, masih kartun dan tidak menggambarkan reality tadi,” ujarnya.

Dia juga mengungkapkan jika untuk pilot studi gambaran ke depannya game tersebut akan dikembangkan seperti apa, disebut jika game tersebut sudah cukup ideal, karena sudah melalui validitas ahli, teknisi komputer programing, digunakan mahasiswa dan sudah melalui tahapan penelitian yang cukup panjang.

Sementara menurut Rektor UMP Jebul Suroso mengatakan, UMP telah melakukan berbagai penelitian dan menghasilkan produk game edukasi bencana hasil kerjasama riset internasional antara dosen UMP dengan dosen University Technology Petronas Malaysia.

“Ini nanti menjadi salah satu materi ketika BPBD akan melakukan pendekatan lain dalam penanggulangan bencana,” ucapnya. (Det/Red)