Praktik Green Economy pada BUMD Air Minum: Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

*Adhifatra Agussalim, CIAPA, CASP, CPAM Praktisi Internal Auditor, telah memiliki Certified Audit SMK3 Professional (CASP), Certified Professional Audit Manager (CPAM), Certified Internal Auditor Professional Advance (CIAPA), dan juga tergabung sebagai Member of The Institute of Internal Auditors (IIA) Indonesia dan Member of Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA).

Obsesinews.com, Aceh Darussalam – Pada akhir tahun 2024 ini, ada sekitar 393 Badan Usaha Milik Daerah Air Minum (BUMD AM), dengan rincian 257 berkinerja sehat, 88 kurang sehat dan 48 masih dalam keadaan sakit. Dengan keadaan kinerja diatas, menjadi perhatian utama terhadap kelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya semakin menjadi fokus utama bagi berbagai sektor, termasuk BUMD AM. Salah satu konsep yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan ini adalah ekonomi hijau, yang menekankan pada upaya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kelestarian lingkungan.

Apa Itu Ekonomi Hijau?
Ekonomi hijau merupakan konsep pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan keadilan sosial sambil mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan sumber daya alam. Dalam konteks BUMD AM, ekonomi hijau dapat diterapkan melalui pengelolaan sumber daya air yang lebih efisien, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

Pentingnya Ekonomi Hijau bagi BUMD AM
BUMD AM memiliki peran vital dalam menyediakan air bersih bagi masyarakat. Namun, operasionalnya seringkali berhadapan dengan tantangan seperti keterbatasan sumber daya air, perubahan iklim, dan dampak lingkungan dari kegiatan distribusi air. Implementasi ekonomi hijau menawarkan solusi untuk menghadapi tantangan tersebut dengan cara yang lebih berkelanjutan.
Beberapa manfaat implementasi ekonomi hijau di BUMD AM antara lain, dengan melakukan efisiensi penggunaan sumber daya seperti mengurangi pemborosan air melalui teknologi pengolahan air yang lebih efisien dan memperbaiki jaringan distribusi untuk meminimalisir kebocoran air, selanjutnya dengan pengurangan emisi karbon dapat dilakukan adopsi teknologi yang ramah lingkungan, seperti energi terbarukan, untuk mengurangi jejak karbon dari operasional perusahaan, selanjutnya fokus pada pelestarian sumber daya air dengan menerapkan praktik-praktik konservasi air seperti pengelolaan sumber air berbasis ekosistem, reboisasi, dan perlindungan daerah resapan air, terakhir, pentingnya kesejahteraan sosial dalam meningkatkan aksesibilitas air bersih bagi masyarakat, khususnya di daerah-daerah terpencil, sambil memastikan harga yang terjangkau.

Langkah Implementasi Ekonomi Hijau:
Berikut langkah konkret yang dapat dilakukan oleh BUMD AM untuk mengimplementasikan ekonomi hijau, Pertama dengan melakukan audit energi dan air, secara berkala untuk mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan dalam hal efisiensi dan keberlanjutan. Ini termasuk penilaian terhadap jaringan distribusi air, fasilitas pengolahan air, dan sistem operasional lainnya. Kedua, Investasi pada teknologi hijau, dengan penggunaan teknologi pengolahan air terbaru yang hemat energi dan ramah lingkungan dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dari proses pengolahan air. Contoh teknologi ini termasuk penggunaan filter berbasis biomaterial, sistem pengolahan air limbah yang efisien, dan energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin untuk operasi Instalasi Pengolahan Air. Ketiga, Pendidikan dan Kesadaran Publik, berfungsi untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konservasi air dan penggunaan air yang bijak merupakan bagian penting dari ekonomi hijau. Kampanye publik, program pelatihan, dan kolaborasi dengan komunitas lokal dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air. Keempat, kolaborasi dengan pemangku kepentingan, BUMD AM harus membangun kemitraan dengan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta untuk mendukung inisiatif hijau. Kolaborasi ini dapat berupa pendanaan proyek hijau, pengembangan kebijakan, atau inovasi bersama untuk solusi keberlanjutan. Kelima, pengelolaan limbah yang berkelanjutan, untuk implementasi sistem pengelolaan limbah yang efisien, termasuk daur ulang limbah air, sangat penting untuk mengurangi polusi dan menjaga kualitas air. BUMD AM dapat mengembangkan program daur ulang air limbah untuk digunakan kembali dalam kegiatan non-potable seperti irigasi atau industri.

*Tantangan dan Peluang*
Beberapa kendala yang mungkin dihadapi termasuk keterbatasan dana, resistensi terhadap perubahan, serta kurangnya sumber daya manusia yang terampil dalam teknologi hijau. Namun, dengan komitmen yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak, tantangan ini dapat diatasi. Sebaliknya, ekonomi hijau juga membuka peluang bagi BUMD AM untuk berinovasi dan meningkatkan daya saing. Dengan mengadopsi teknologi hijau, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional dalam jangka panjang, meningkatkan citra perusahaan, serta membuka peluang bisnis baru, seperti penjualan energi terbarukan.

*Praktik terbaik dalam implementasi Ekonomi Hijau*
Berikut ada beberapa praktik yang telah dirangkum dan sudah berjalan di beberapa BUMD AM di Indonesia, untuk kategori Penggunaan Energi Terbarukan dalam Operasional, ada Panel Surya di Fasilitas Pengolahan Air, BUMD AM dapat memasang panel surya di atap fasilitas pengolahan air untuk menghasilkan listrik dari tenaga surya. Contoh sukses ini dapat dilihat pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, yang telah mengurangi ketergantungan pada listrik dari PLN dengan menggunakan energi terbarukan. Selanjutnya ada Pembangkit Listrik Mikrohidro, PDAM Tirta Pakuan di Bogor telah berhasil memanfaatkan aliran sungai untuk membangun pembangkit listrik mikrohidro, yang digunakan untuk mendukung operasional mereka, sekaligus mengurangi emisi karbon. Selanjutnya kategori Pengelolaan Sumber Daya Air Berkelanjutan, dengan Program Konservasi Daerah Tangkapan Air, PDAM Tirta Kahuripan di Kabupaten Bogor telah menerapkan program perlindungan daerah tangkapan air melalui reboisasi dan perlindungan hutan lindung. Upaya ini bertujuan untuk menjaga ketersediaan air baku secara berkelanjutan. Contoh kedua pada Pengelolaan Sumber Air Bersih dengan Sistem Tarik Ulur, dilaksanakan oleh PERUMDA Tirtanadi di Medan mengadopsi sistem pengelolaan air berbasis permintaan, di mana distribusi air disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan untuk mengurangi pemborosan air. Kategori Efisiensi Energi dalam Proses Pengolahan Air pada Pemakaian Variable Frequency Drive (VFD), dengan menggunakan VFD pada pompa distribusi air untuk mengatur kecepatan dan daya pompa sesuai kebutuhan, sehingga mengurangi konsumsi energi dan biaya operasional. PERUMDA Tugu Tirta Kota Malang telah berhasil mengimplementasikan teknologi ini, yang menghasilkan penghematan energi hingga 20%. Untuk Optimasi Proses Pengolahan, PERUMDA Tirta Wening Kota Bandung mengoptimalkan proses pengolahan air dengan menggunakan teknik koagulasi dan flokulasi yang lebih efisien, sehingga mengurangi penggunaan bahan kimia dan energi. Kategori Pengurangan Kebocoran Air, Penerapan Sistem Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), PDAM Surya Sembada Kota Surabaya menggunakan sistem SCADA untuk memantau dan mengontrol distribusi air secara real-time, yang membantu mengidentifikasi dan memperbaiki kebocoran dengan cepat. Hal ini telah mengurangi tingkat kehilangan air hingga di bawah 20%. Penggantian Pipa Tua, pada PERUMDA Tirta Moedal Kota Semarang melakukan audit jaringan pipa secara rutin dan mengganti pipa-pipa tua yang rentan bocor. Langkah ini telah terbukti efektif dalam menurunkan angka NRW. Kategori Pengelolaan Air Limbah yang Efisien, implementasi Sistem Daur Ulang Air Limbah pada PT. Air Minum Bandarmasih telah mengimplementasikan sistem daur ulang air limbah untuk digunakan kembali dalam irigasi dan kebutuhan industri. Ini mengurangi penggunaan air bersih dan menjaga kelestarian sumber daya air. Pemanfaatan Lumpur Pengolahan Air pada PERUMDA Tirta Sewakadarma Kota Denpasar telah berhasil mengubah limbah lumpur dari proses pengolahan air menjadi bahan baku untuk pupuk organik, yang kemudian didistribusikan ke petani lokal. Kategori Pendidikan dan Pelibatan Masyarakat, Sosialisasi Pentingnya Air Bersih dan Peran Serta Aparatur Desa, PERUMDA Tirta Pase Kabupaten Aceh Utara melaksanakan sosialisasi langsung dan juga melalui media sosial serta kolaborasi dengan aparatur desa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya air bersih. Pelatihan dan Workshop untuk Pelanggan, PERUMDA Tirta Marta Kota Yogyakarta menyediakan pelatihan gratis bagi masyarakat tentang instalasi dan perawatan sistem penampungan air hujan untuk mengurangi konsumsi air bersih dari PDAM. Kategori Penggunaan Teknologi Smart Metering, Instalasi Smart Meters pada PAM Jaya di Jakarta telah mulai menginstalasi smart meters di rumah pelanggan untuk memonitor penggunaan air secara akurat dan memberikan informasi kepada pelanggan tentang pola konsumsi mereka. Ini mendorong pelanggan untuk lebih bijak dalam menggunakan air dan membantu PAM dalam mengelola distribusi air secara efisien. Kategori Pengelolaan Risiko dan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim, Program Rencana Kontingensi Bencana pada PERUMDA Kota Makassar telah mengembangkan rencana kontingensi untuk menghadapi risiko bencana, seperti banjir dan kekeringan, yang sering mengganggu pasokan air. Langkah-langkah ini termasuk membangun infrastruktur yang tahan terhadap bencana dan diversifikasi sumber air. Penggunaan Sistem Peringatan Dini, pada PDAM di Bali telah memasang sistem peringatan dini untuk memantau kondisi cuaca dan kualitas air, yang membantu mereka merespons dengan cepat terhadap potensi bencana atau perubahan iklim. Kategori Kolaborasi dengan Sektor Swasta dan Akademisi, Kemitraan untuk Inovasi Teknologi pada PERUMDA Tirtawening Kota Bandung bekerja sama dengan universitas setempat untuk mengembangkan teknologi baru dalam pengolahan air yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Ini termasuk penelitian tentang penggunaan biomaterial dalam filtrasi air. Pendanaan Proyek Hijau, PERUMDA Tirtanadi Medan berhasil menarik investasi dari perusahaan swasta untuk mendanai proyek-proyek hijau, seperti instalasi panel surya dan teknologi pengolahan air berkelanjutan. Kategori Pembangunan Fasilitas Hijau, contoh Bangunan Ramah Lingkungan pada PDAM di Denpasar membangun fasilitas baru yang menggunakan material ramah lingkungan, hemat energi, dan menerapkan desain arsitektur hijau. Gedung ini dilengkapi dengan sistem pengumpulan air hujan dan penggunaan ulang air untuk kebutuhan non-potable.

Kesimpulan
Implementasi ekonomi hijau pada BUMD AM merupakan langkah strategis menuju masa depan yang berkelanjutan. Dengan mengadopsi praktik-praktik hijau, BUMD AM tidak hanya berkontribusi pada kelestarian lingkungan, tetapi juga memperkuat kinerja ekonomi dan kesejahteraan sosial. Langkah ini memerlukan komitmen, inovasi, dan kolaborasi, namun manfaat yang dihasilkan akan jauh lebih besar dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariiq, billahi fii sabililhaq fastabiqul khairat

_Aceh Darussalam, 27 Agustus 2024/22 Safar 1446 H_. (*/Red).