Obsesinews.com, jakarta- Presiden Joko Widodo bersilaturahmi dengan para pemenang Festival Gapura Cinta Negeri, di Istana Negara, Jakarta.pada pagi ini, Senin (02/9).
Festival yang berlangsung sejak 17 Juli sampai 17 Agustus 2019 lalu tersebut merupakan bagian dari rangkaian perayaan 74 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengapresiasi karya seluruh peserta yang berasal dari seluruh Tanah Air. Menurutnya, festival ini merupakan salah satu wujud kecintaan rakyat untuk Indonesia.
“Saya kira ini adalah sebuah kecintaan kita semuanya untuk kampung kita, untuk negara kita, yang diwujudkan lewat bangunan gapura yang saya lihat semuanya tidak ada yang jelek, semuanya bagus,” kata Presiden Jokowi.
Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri yang juga merupakan Ketua Pelaksana Festival Gapura Cinta Negeri Hadi Prabowo mengatakan, kegiatan ini diadakan dalam rangka melestarikan budaya peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya yang ke-74.
“Momentum ini dijadikan momentum untuk cinta negeri di dalam kerangka untuk meningkatkan dan membanggakan atas budaya Indonesia, memperkuat persaudaraan, memantapkan dan meningkatkan kegotongroyongan antarwarga, dan juga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia melalui kesenian,” ujar Hadi dalam laporannya.
Antusiasme masyarakat untuk mengikuti Festival Gapura Cinta Negeri sendiri terbilang tinggi. Hal tersebut bisa dilihat dari jumlah masyarakat yang mendaftarkan gapuranya melalui situs resmi gapuracintanegeri.com, yaitu sebanyak 1.793 peserta.
Hadi Prabowo mengatakan pemenang Festival Gapura Cinta Negeri terbagi atas dua kategori, yaitu kategori umum dan kategori lembaga. Untuk kategori umum yang diikuti oleh 1.456 partisipan tingkat RT dan RW, terpilih 10 pemenang yang berasal dari 7 provinsi.
“Jawa Tengah sendiri ada 4 yang menang, kemudian Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua,” imbuh Hadi.
Sementara itu, kategori lembaga/instansi/perusahaan/organisasi diikuti oleh 337 partisipan. Pemenang untuk kategori tersebut berasal dari Bali, Sulawesi Selatan, dan Jakarta.
Pada kesempatan tersebut dipilih juga pemenang untuk kategori penghargaan khusus, yaitu warga Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua.
Para pemenang Festival Gapura Cinta Negeri telah melewati proses penjurian yang sangat ketat. Para pemenang dipilih oleh dewan juri yang terdiri atas Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki.
Selain itu ada pula konduktor Twilite Orchestra Addie MS, seniman tari/koreografer Eko Supriyanto, _Founder_ OMG Consulting dan _Co-Founder_ INSPIGO Yoris Sebastian, _content creator & founder_ Hello Motion Academy Wahyu Aditya, Ketua Umum Indonesia Creative Cities Network Fiki Satari, dan Ketua Program Pascasarjana Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) A. Rikrik Kusmara.
Fiki Satari menjelaskan, ada 4 hal yang dinilai oleh dewan juri dari 25 indikator. Pertama adalah berkenaan dengan konsep, adanya lambang negara Garuda Pancasila, dan logo 74 tahun kemerdekaan.
“Kemudian juga eksplorasi narasi dari kearifan lokal, sejarah, kemudian juga dari profesi aktivitas warga setempat. Di kampung nelayan bicara tentang kekuatan bahari kita,” kata Fiki.
Kedua adalah dari sisi produksi. Dalam hal ini, dewan juri menilai kreativitas peserta dalam pemilihan bahan baku, pemanfaatan potensi sekitar, pemanfaatan teknologi, hingga teknik konstruksi.
Ketiga, estetika desain. Dalam hal ini, Fiki mengatakan, gapura tidak hanya indah tetapi juga menjadi satu kesatuan dengan lingkungan dan memperkuat kebanggaan masyarakatnya.
Keempat, para dewan juri menilai bagaimana para peserta bisa menyampaikan nilai-nilai gotong royong dan nilai-nilai kebaikan lainnya dalam gapuranya. Fiki mengatakan, hal ini merupakan yang paling penting dalam proses penilaian oleh dewan juri.
“Semua dewan juri bekerja keras dan sebetulnya kami berterima kasih atas karya-karya luar biasa dari para peserta. Kami belajar banyak berkenaan dengan membuat sesuatu dari segala keterbatasan menjadi mungkin dengan semangat kebersamaan,” ungkapnya. (**/Red)