Mahasiswa Politeknik Negeri Jember

Obsesinews.com, Surabaya – Mahasiswa Politeknik Negeri Jember menemukan konsep budidaya hidroponik yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan energi terbarukan dan bisa dikontrol melalui aplikasi Smartphone.

Konsep budidaya hidroponik secara modern dengan pemanfaatan energi terbarukan ini berhasil mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi (PKM-T) Tahun 2020 Sebagai informasi, Hidroponik merupakan suatu cara budidaya tanaman yang memanfaatkan air sebagai media penyerapan nutrisi tanpa menggunakan tanah.

Cara teknik ini mulai gencar dikembangkan karena sayuran hasil Hidroponik lebih sehat dan berkualitas.

Aplikasi yang terkoneksi di HP android

Sistem budidaya modern dengan sistem kontrol aplikasi android temuan mahasiswa ini dapat menjadi sebuah solusi dalam menghadapi permasalahan di kalangan petani atas masalah jauhnya jarak lahan dari rumah, proses budidaya yang kurang efektif dan efisen yang disebabkan peralatan budidaya yang masih sederhana dan dilakukan secara konvensional.

Davidy Aly Wafa selaku Ketua Tim menerangkan bahwa konsep budidaya modern dengan sistem kontrol aplikasi android dengan pemanfaatan energi terbarukan ini awalnya tercipta dari adanya keluhan petani hidroponik yang saat ini menjadi mitranya. Dia menceritakan bahwa budidaya hidroponik yang dikembangkan masih kurang efektif dan efisien.

“Dari cerita curhatan itulah kami melakukan research dan percobaan. Bahkan berkali kali melakukan uji coba agar bisa benar efektif dan efisien menjawab keluhan,” ujarnya.

Untuk cara kerjanya, dalam temuannya itu budidaya hidroponik berbasis Internet of Think (IoT) dan akan mengintegrasikan antara siklus budidaya tanaman dengan beberapa sensor.

Skema pembuatan kontrol tanaman Hidrophonik dengan smartphone

Sensor ini yang akan membantu proses budidaya, seperti TDS meter untuk mengetahui kadar nutrisi, PH meter, kadar PH, DHT sensor untuk mengetahui suhu dan kelembaban, serta relay untuk mengontrol jalannya pompa dan sprikle yang digunakan.

Daya listrik yang digunakan dapat diperoleh melalui energi terbarukan, dalam hal ini adalah tenaga surya.

“Alat sensor tersebut terhubung dengan WiFi yang kemudian memberikan informasi digital berbasis aplikasi android pada smartphone pemilik, sehingga pemilik dapat memantau kondisi tanaman dan proses budidaya jarak jauh melalui smartphone,” lanjutnya.

Harapannya dengan pengonsepan energi terbarukan dan otmatisasi hidroponik berbasis internet of think (IoT) dapat membantu petani dan mitra merubah pola berfikir mereka untuk dapat menyesuaikan dengan kemajuan teknologi demi mendapatkan produktivitas dan efektivitas secara maksimal.

Dalam budidaya hidroponik tanaman yang dibudidayakan beranekaragam yang pada umumnya memiliki segmentasi pasar yang bagus seperti pakcoy, selada, kaila, kangkung dan tanaman hidroponik pada umumnya. Dengan adanya pengonsepan dan pembelajaran terhadap mitra dan petani dapat membantu program badan ketahanan pangan kementrian pertanian dalam pemanfaataan lahan pekarang dalam rangka mempercepat penganekaragaman pangan dan memperkuatketahanan pangan masyarakat pada Konsep Kawasan Rumah Pagan Lestari (KRPL). (Rel/red)