Obsesinews.com – Tegal, Satgas Gugus Tugas Covid 19 Pondok Pesantren RMI NU – FKPP Kab. Tegal Jumat (19/6/2020) menggelar sosialisasi new normal pesantren. Kegiatan yang berlangsung di Ponpes Mahadut Tholabah Babakan Desa Jatimulya Kec. Lebaksiu Kab. Tegal dihadiri pengasuh Ponpes Putri KH. A. Nascihun Isa Mufti, Pengasuh Ponpes Putera KH. M. Syafi’i Baidlowi, Staf Ahli Bupati Tegal bidang politik, hukum dan pemerintahan Agus Subagyo, Kepala Dinkes dr. Hendadi Setiadji, Ketu RMI KH. Syamsul Arifin, AKP Aries Heriyanto dan para pengasuh Ponpes di Kab.Tegal
Agus Subagyo Staf Ahli Bupati Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan Bupati Tegal, menuturkan informasi terakhir dari 35 Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah yang berstatus zona hijau belum ada. “Rata – rata masuk zona kuning. Semua sepakat wabah covid 19 segera berakhir. Namun prakteknya dari hari ke hari korban covid terus bertambah. Maka semua pihak diminta kesabarannya. Dengan tetap menjalankan protokol kedehatan. Serta mempersiapkan diri dalam memasuki era new normal” tutur Agus Subagyo.
Dibagian lain Agus, berpesan agar Ponpes dan para santri senantiasa menjaga dan perhatikan kesehatan lingkungan pondok dengan tetap membersihkan lantai musollah, masjid, kamar pondok. Gunakan sajadah, perlengkapan ibadah dan perlengkapkan belajar sendiri – sendiri tidak saling meminjam. Kab Tegal tanpa PSPBB karena ada kerjasama yang baik dengan banyak pihak dari Ponpes, RT, RW, Pemdes dan komponen OPD/SKPD dan jajaran Forkompinda maupun Forkompincam, ujarnya
Sementara pengasuh Ponpes Mahadut Tholabah KH. Mohammad Syafi’i Baidlowi dalam sambutannya mengatakan protokol kesehatan memang sangat berat untuk dijalani sebagaimana mestinya. Namun demikian hal ini harus tetap dilaksanakan. “Ponpes Mahadut Tholabah sendiri bulan Ramadhan lalu lebih awal memulangkan para santrinya. Para santri putera sekalipun dalam pengawasan dilingkungan pondok. Dan ada larangan keluar Ponpes, namun ada saja yang keluar melakukan olahraga futzal. Walaupun lokasi dekat Ponpes” keluh KH. M. Syafii Baidlowi.
Permasalahan yang dihadapi pondok pesantren saat ini menurutnya, ketika santri kembali ke Ponpes dengan jumlah ribuan. Padahal protokol kesehatan melarang berkerumun dan selalu jaga jarak. Persoalan kamar tidur santri yang dihuni sampai puluhan santri, padahal tidak boleh saling berdekatan. “Saya berharap ada solusi atau jalan keluar dari satuan gugus tugas penanganan covid 19 terhadap problem yang dihadapi pondok – pondok pesantren” ungkap KH. Baidlowi.
KH. Nasichun Isa Mufthi ketua gugus tugas covid 19 Pondok Pesantren RMI NU se Kab. Tegal yang juga pengasuh Ponpes Mahadut Tholabah Puteri mengungkapkan, saat ini pondok pesantren tenggah menunggu kepastian yang belum pasti. Satu sisi ada sejumlah Ponpes yang sudah memulai beraktifitasnya. Dikalangan Ponpes sedikit lega ketika muncul surat edaran dari RMI pusat. Dimana Ponpes yang merasa sudah siap melaksanakan prosesi kegiatan pendidikan pondok pesantren dipersilahkan, ungkap KH. Nasichun.
Dikatakan KH. Nasichun saat ini sejumlah santri dengan diantar orang tua dan wali santri kembali ke pondok pesantren. “Lalu apa mungkin kedatangan para santri kemudian disuruh pulang kembali daerah asalnya” ujar KH. Nasichun dengan nada tanya.
Sebagai pengasuh Ponpes ia bersyukur persoalan yang dihadapi Ponpes mulai mendapat respon positif dari Dinkes yang siap mengawal dan mengawasi para santri. “Informasi didapat, yang mudah terserang virus covid adalah mereka yang berusia dibawah 5 tahun. Dan mereka yang berusia diatas 50 tahun. Artinya anak usia santri dan siswa Insya Allah memiliki imunitas atau kekebalan tubuh terhadap covid 19. Sehingga Insya Allah para santri tidak gampang terpapar covid 19. Terpenting sekarang ikuti adaptasi baru atau new normal dengan menjalankan protokol kesehatan” ujarnya.
Kalau usia santri dianggap dari lebih aman dari virus covid 19, lalu bagaimana dengan tenaga pengajar yang notabenenya berusia diatas 50 tahun yang rawan terpapar covid 19. “Insya Allah aman yang terpenting berpegang pada protokol kesehatan. Para guru, usthad, kyai Insya Allah memiliki imunitas medis dan imunitas non medis” pungkasnya. (Dasuki/red)